MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: CONTOH RPP IPA SD KELAS IV (FORMAT BARU)

>> Minggu, 21 Juni 2009

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR: CONTOH RPP IPA SD KELAS IV (FORMAT BARU)

Read more...

RINGKASAN IPA PERSIAPAN UASBN

>> Jumat, 03 April 2009

KESAMAAN CIRI PADA TUMBUHAN DAN HEWAN
KESAMAAN CIRI PADA TUMBUHAN
1. Teratai dan enceng gondok
· Daun tipis dan lebar
· Tangkai daun berongga
· Habitan di air
2. Anggrek, benalu, tanduk rusa
· Hidup menempel pada tumbuhan lain
3. Venus dan kantong semar
· Tumbuhan insektivora
4. Pepaya dan nangka
· Mengeluarkan getah
5. Sirih, vanili, lada
· Memiliki akar lekat
6. Mawar, putri malu
· Batang berduri
7. Nagka dan durian
· Kulit buah berduri

KESAMAAN CIRI PADA HEWAN
1. Kucing dan burung hantu
§ Penglihatan yang tajam
2. Kelelawar, burung hantu, dan tarsius
§ Hewan nokturnal
3. Cicak dan tokek
§ Memiliki kaki berpelekat
4. Cumi-cumi dan gurita
§ Memeiliki tentakel untuk bergerak
5. Siput dan keong
§ Memiliki cangkang pelindung tubuh
§ Memiliki tentakel untuk menangkap rangsang
6. Kalajengking dan lebah
§ Memiliki sengat pada ekor
7. Landak semut, bunglon, dan burung pelatuk
§ Lidah panjang dan lengket
8. Harimau, singa, dan burung elang
§ Pemakan daging (karnivora)
§ Memiliki cakar yang tajam

PENGELOMPOKAN HEWAN DAN TUMBUHAN
1. PENGELOMPOKAN HEWAN
A. PENGELOMPOKAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA:
1. Herbivora : merupakan hewan pemakan tumbuhan. Ciri khusus yang dimiliki yaitu mempunyai gigi geraham untuk mengunyah makanan contoh: sapi, kambing, kuda, kelinci,
2. karnivora : merupakan kelompok jenis hewan pemakan daging. Ciri khusus yang dimiliki yaitu (hewam bergigi) gigi taring terlihat lebih panjang, pada jenis burung memiliki paruh yang besar dan kuat untuk merobek daging, serta memiliki kuku yang tajam. Contohnya, kucing, anjing, harimau, singa, elang, rajawali.
3. omnivora : Kelompok hewam pemakan tumbuhan dan daging. Contohnya ayam, itik, tikus, musang

B. PENGELOMPOKAN HEWAN BERDASARKAN TEMPAT TINGGAL
1. hewan darat: merupakan kelompok hewan yang tinggal di darat contohnya sapi, kuda, ayam, gajah, singa, burung dll.
2. hewan air. Merupakan kelompok hewan yang bertempat tinggal di air. Contohnya ikan, kerang, udang, siput
C. PENGELOMPOKAN HEWAN BERDASARKAN PENUTUP TUBUH
1. hewan bersisik : ular, ikan mujair, ikan emas, ikan gurami
2. hewan berlendir : cacing, belut, lele
3. hewan berbulu : ayam, itik, burung, sapi, kambing, biri-biri
4. hewan berambut : kera, kucing
D. PENGELOMPOKAN HEWAN BERDASARKAN CARA BERGERAK
1 . bergerak menggunakan kaki contohnya kuda, kambing, kerbau, ayam, kijang, harimau, kepiting, kaki seribu,
2. bergarak menggunakan sayap contohnya burung, belalang, capung, kupu-kupu, kunang-kunang, lebah, kumbang
3. bergerak melata (menggunakan perut) contohnya ular, siput, keong,
4. bergerak menggunakanperut dan kaki contohnya buaya, kadal, komodo, cicak, tokek.

2. PENGELOMPOKAN TUMBUHAN
A. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan tulang daunnya.
1. Tulang daun menyirip contoh tumbuhan rambutan, nangka, mangga, jambu
2. Tulang daun menjari contoh tumbuhan yaitu pepaya, karet, ketela pohon
3. Tulang daun melengkung contoh tumbuhan yaitu sirih, kuping gajah, waru
4. Tulang daun sejajar contoh tumbuhan yaitu padi, jagung, tebu
B. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan bentuk batang
1. Tumbuhan berbatang basah contoh yaitu tumbuhan pacar cina, bayam,
2. Tumbuhan berbatang rumput contoh yaitu tumbuhan rumput, padi, jagung
3. Tumbuhan berbatang kayu contoh yaitu tumbuhan jati, mangga, durian, mahoni, jeruk,
C. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan jenis bijinya
1. Tumbuhan berbiji tunggal (monokotil)
Ciri tumbuhan berbiji tunggal
§ Batang tidak bercabang
§ Berakar serabut,
§ Tidak memiliki kambium
§ Batang hanya bertambah tinggi tidak bertambah besar
Contoh tumbuhan
§ kelapa, palem, pinang,
2. Tumbuhan berbiji belah/ganda (dikotil)
Ciri tumbuhan berbiji belah
§ Batang bercabang
§ Berakar tunggang
§ Batang bertambah besar dan bertambah tinggi
Contoh tumbuhan berbiji belah
§ Jati, mangga, rambutan, durian, belimbing

PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
Tujuan perkembangbiakan makhluk hidup untuk melestarikan jenisnya.
PERKEMBANGBIAKAN HEWAN
Bertelur (ovipar)
Proses perkembangan calon hewan baru (embrio) di dalam cangkang telur hinggga menetas terjadi di luar tubuh induknya.
Ciri hewan yang berkembang biak dengan bertelur yaitu:
§ tidak memiliki daun telinga
§ tidak mengalami masa bunting
§ tidak memiliki kelenjar susu
Contoh hewan yang berkembangbiak dengan bertelur yaitu
§ Unggas (ayam, burung, itik, angsa0
§ Serangga (kupu-kupu, belalang, nyamuk)
§ Ampibi (katak)
§ Ikan
§ Beberapa reptil (kura-kura, cicak, buaya)
Melahirkan (vivipar)
Hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan disebut pula mamalia. Disebut mamalia karena memiliki kelenjar susu (mamae).
Proses perkembangbiakan dengan cara melahirkan terjadi calon hewan baru (embrio) berkembang di dalam tubuh induknya hingga siap untuk dilahirkan. Ciri hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan yaitu
§ memiliki kelenjar susu,
§ memiliki daun telinga
§ mengalami masa bunting
Contoh hewan yang berkembang biak dengan melahirkan yaitu kucing, anjing, kerbau, sapi, kuda, lumba-lumba, kera, rusa, )
Bertelur melahirkan (ovovivipar)
Hewan disebut berkembang biak dengan cara bertelur melahirkan disebabkan kerana sebelum telur keluar dari induknya telah berkembang makhluk hidup baru (embrio) tetapi ketika keluar dari tubuh induknya embrio masih terbungkus oleh cangkang telur. Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur melahirkan yaitu beberapa reptil ( beberapa ular dan kadal0
Fragmentasi
Perkembangbiakan dengan cara fragmentasi artinya makulhuk hidup baru muncul dari bagian potongan tubuh induknya. Contoh hewan yang bekembang biak dengan cara fragmentasi adalah planaria (cacing pipih)
Tunas
Makhluk hidup baru muncul dari tunas induknya. Dinding tubuh hewan menonjol sebagai awal munculnya hewan baru. Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara tunas adalah hydra

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN
Perkembangbiakan tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu
§ secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji. Biji merupakan calon tumbuhan baru hasil proses bertemunya serbuk sari dengan kepala putik. Biji yang sedang memunculkan tunasnya disebut kecambah. Contoh tumbuhan berkembang biak dengan cara generatif yaitu mangga, belimbing, durian, rambutan, alpokat, kelapa, sawo dll.
§ secara vegetatif merjpakan proses perkembangbiakan yang terjadi melalui bagian tubuh tumbuhan selain biji yaitu batang, daun, atau pucuk.
A. Perkembangbiakan dengan cara generatif
Tumbuhan berkembangbiak dengan cara generatif dimulai dengan proses penerbukan dan dilanjutkan dengan pembuahan. Penyerbukan meruapkan proses bertemunya serbuk sari dengan kepala putik. Sedangkan pembuahan merupakan proses bersatu dan meleburnya serbuk sari dengan kepala putik.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara generatif yaitu mangga, jeruk, durian, kelengkeng, kelapa, jati, mehoni dll.
B. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif
Perkembangbiakan secara tak kawin hanya melibatkan satu induk sehingga sifat anak sama dengan induknya. Perkembangbiakan vegetatif dibedakan menjadi dua yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
§ Vegetatif alami artinya tanpa campur tangan manusia.
§ Vegetatif buatan artinya dengan campur tangan manusia.

1. Yang termasuk perkembangan vegetatif alami antara lain:
a. membelah diri
§ Perkembangbiakan dengan cara membelah diri terjadi pda tumbuhan bersel satu misalnya ganggang hijau
b. spora
§ Perkembangbiakan dengan spora terjadi pada tumbuhan paku, jamur, dan ganggang
§ tumbuhan paku menyimpan spora di dalam kotak spora (sporangium) yang berada di bagian bawah daun.
§ pada jamur, sporangium terletak di ujung hifa (benang penyusun tubuh jamur).
§ spora yang telah masak akan keluar dari sporangium, dan tumbuh membentuk cabang yang disebut rhizoid.
§ pada ganggang, sporangium terdapat pada tubuh ganggang.
§ spora ganggang dapat bergerak dalam air karena dilengkapi dengan bulu cambuk yang disebut zoospora.
c. akar tinggal (rhizoma)
§ akar tinggal merupakan batang yang tertanam dan tumbuh dalam tanah.
§ Ciri-ciri akar tinggal:
1. berbentuk mirip akar, berbuku-buku (beruas), kuncup pada ujungnya.
2. pada setiap ruas terdapat semacam daun yang berubah menjadi sisik
3. pada setiap ketiak sisik terdapat tunas
4. membentuk rumpun
Contoh tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal jahe, lengkuas, kunyit, temulawak, rumput.
d. umbi lapis
§ merupakan pelepah daun yang mengelilingi batang dan membengkak di dalam tanah.
contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi lapis : semua jenis bawang, bunga bakung, dan tulip
e. umbi batang
§ umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan menggembung pada ujungnya.
§ tunas biasanya tumbuh pada suatu lekukan di umbi batang.
§ contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi batang : ubi jalar, kentang
f. umbi akar
§ merupakan akar yang berfungsi menyimpan cadangan makanan.
§ Ciri:
1. tidak berbuku-buku
2. tidak mempunyai kuncup daun
3. tidak mempunyai mata tunas
§ contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi akar : wortel, dahlia
g. geragih
§ merupakan batang yang tumbuh menjalar baik di atas maupun di bawah permukaan tanah.
§ pada buku-buku batang dapat tumbuh tunas.
§ pada bagian bawah geragih muncul akar serabut.
§ Contoh tanaman yang berkembang biak dengan geragih: arbei, pegagan, semanggi (geragih di atas permukaan tanah) serta rumput teki (geragih di bawah permukaan tanah)
h. tunas
§ tunas biasanya tumbuh di dekat induknya dan membentuk rumpun.
§ contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas: pisang, bambu
2. Perkembangbiakan vegetatif buatan, antara lain:
a. Cangkok
Adalah menanam batang tumbuhan yang telah ditumbuhi akar terlebih dahulu. Untuk menumbuhkan akar maka perlu dilakukan dengan cara:
e Menguliti batang yang akan dicangkok
e Menghilangkan lendir pada batang dan mengeringkannya
e Membungkus batang dengan media tanam dan plastik
e Membiarkan sampai tumbuh akar
e Memotong dahan dan memindahkannya ke tanah
b. Setek
Adalah menanam bagian tertentu dari tumbuhan tanpa menunggu tumbuhnya akar terlebih dahulu. Bagian yang paling baik untuk disetek adalah bagian tumbuhan yang sudah tua.Jenis setek: setek batang, setek ranting, dan setek daun.
e Contoh setek batang: ketela pohon, mawar, tebu
e Contoh setek ranting: sirih
e Contoh setek daun: jenis- jenis cocor bebek
c. Tempel (okulasi)
Merupakan pembudidayaan tanaman dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain.
§ Batang dan tunas yang diokolasi berasal dari 2 tumbuhan.
§ Bagian bawah berupa tumbuhan yang akarnya kuat.
§ Bagian atas berupa tumbuhan yang hasilnya (buahnya) bagus.
§ Contoh tanaman yang bisa diokulasi: mangga, apokat, belimbing.
d. Sambung pucuk (enten)
Merupakan pembudidayaan tanaman dengan menyambungkan pucuk suatu tumbuhan ke batang tumbuhan lain.
e. Runduk
Merupakan proses perkembangbiakan tumbuhan dengan cara menanam batang yang dilengkungkan ke tanah.
§ Syarat runduk, tanaman memiliki batang yang panjang dan lentur.

PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH TUMBUHAN DAN HEWAN
Bagian tubuh tumbuhan dan hewan dimanfaatakan manusia supaya manusia dapat hidup. Manun sering kali manusia memanfaatkan bagian tubuh tumbuhan atau hewan secara berlebihan demi memperoleh keuntungan secara ekonomi
A. PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH TUMBUHAN
Bagian tubuh tumbuhan dinafaatkan manusia selain untuk keperluan makan dimanfaatkan pula untuk perabot rumah tangga, obat, alat transportasi, hiasan dll.
1. Akar
Akar tumbuhan dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan contohnya ubi, ketela pohon, vortel, lobak
2. Batang
§ Batang tumbuhan banyak dimanfaatkan untuk pembuatan rumah, kapal, perabot rumah tangga. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan untuk keperluan tersebut misalnya jati, mahoni, ulin, kamper, sengon
§ Batang sering diambil orang untuk bahan baku minyak wangi contohnya gaharu, cendana
§ Batang yang sering dimanfaatan orang untuk dikonsumsi contohnya tebu, sagu.
3. Daun
§ Banyak orang memanfaatkan daun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Daun yang sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi contohnya bayam, kangkung, kobis, singkong, pepaya, kacang panjang
§ Daun dimanfaatkan untuk penyedap rasa misalnya pandan wangi, salam
§ Daun sebagai bahan obat contohnya jambu biji, sirih
§ Daun dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan minuman misalnya teh
4. Buah
§ Buah tumbuhan banyak dikonsumsi misalnya jambu, durian, mangga, belimbing, pisang
§ Buah tumbuhan dimanfaatkan untuk bahan baku obat misalnya makuta dewa, mengkudu
§ Buah dimanfaatkan untuk bahan sayuran contohnya terong, labu, pepaya
§ Buah dapat dimanfaatkan untuk penyedap misalnya kemiri, vanili, pala
5. Bunga
§ Bunga banyak dimanfaatkan untuk bahan dasar hiasan misalnya mawar, tulip, anggrek, melati, dahlia, aster
§ Bunga yang dapat dikonsumsi manusia contohnya brokoli
§ Bunga yang dapat dimanfaatkan untuk penyedap misalnya cengkeh
§ Bunga yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetik contohnya kenanga
6. Biji
· Beberapa jenis biji tumbuhan dimanfaatkan untuk bahan baku makanan manusia contohnya padi, jagung, gandum
· Beberapa biji dapat dimanfaatkan untuk bahan baku minuman contohnya kopi, coklat
7. Getah
Tumbuhan yang sering diambil getahnya yaitu karet, pinus. Karet diambil getahnya dengan cara menyadap bagian batang. Getah karet dipergunakan sebagai bahan baku pada industri ban.
Pohon pinuh dapat disadap pada bagian batang untuk mendapatkan getah. Getah pinus dimanfaatkan untuk bahan baku pada beberapa industri cat

B. PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH HEWAN
Selain diambil dagingnya untuk dikonsumsi beberapa hewan banyak dimanfaatkan orang untuk bahan obat, hiasan, bahan pakaian, pembuatan tas, sepatu dll.
1. Ular.
Ular banyak diburu orang untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai obat penyakit kulit. Kulit ular dimanfaatkan orang untuk pembuatan tas, ikat pinggang, dompet
2. Harimau
Harimau banyak diburu orang untuk dipergunakan sebagai hiasan rumah, kulit harimau dimanfaatkan untuk mantol
3. Gajah
Gajah banyak diburu untuk diambil gadingnya. Gading gajah dimanfaatkan untuk hiasan rumah
4. Badak
Cula badak banyak diburu orang untuk dimanfaatkan sebagai obat
5. Rusa
Rusa banyak diambil orang selain dagingnya dikonsumsi, tulang kepala dan tanduk rusa dimanfaatkan untuk hisasan rumah. Kulit rusa dimanfaatkan untuk bahan baku sepatu
6. Hiu
Selain diambil dagingnya hiu banyak diburu orang untuk diambil siripnya. Sirip hiu dimanfaatkan untuk makanan yang lezat. Sedangkan tulang hiu dimanfaatkan untuk obat penyakit pada persendian

HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup dapat hidup tergantung pada makhluk hidup yang lain. Pada beberapa tumbuhan terjadi hubungan yang sifatnya khusus. Kekhususan hubungan antar makhluk hidup tersebut disebut simbiosis. Simbiosis dibedakan menjadi tiga
a. Simbiosis parasitisme
Yang dimaksud simbiosis parasitisme adalah hubungan antar dua makhluk hidup yang satu diuntungkan sedangkan yang lain dirugikan. Contoh simbiosis parasitisme terjadi pada:
§ tumbuhan tali putri dengan tumbuhan yang ditumpanginya
§ tumbuhan benalu dengan tumbuhan yang ditumpanginya (inangnya)
§ kutu yang hidup di tubuh kerbau
§ lintah dengan hewan lain
§ nyamuk dengan hewan/manusia
b. Simbiosis mutualisme
Simbiosis mutualisme dapat dimengerti sebagai hubungan antar makhluk hidup yang satu diuntungkan dan makhluk hidup yang lain juga diuntungkan. Contoh simbiosis mutualisme dapat terjadi antara:
§ Kupu-kupu dengan bunga
§ Burung jalak dengan kerbau
c. Simbiosis komensalisme
Simbiosis komensalisme dapat dimengerti sebagai hubungan antar makhlukhidup yang satu diuntungkan sedangkan pihak yang lain tidak diuntungkan sekaligus tidak dirugikan. Conoth hubungan simbiosis komensalisme yaitu hubungan antara:
§ anggrek dengan tumbuhan yang ditumpangi (inang)
§ tanduk rusa dengan tumbuhan yang ditumpangi
§ ikan hiu dengan remora

RANTAI MAKANAN
Rantai makanan dimengerti sebagai hubungan atau peristiwa makan dan dimakan antar makhluk hidup di dalam lingkungannya berdasarkan urutan tertentu. Pada rantai makanan ada yang berperan sebagai produsen dan ada yang berperan sebagai konsumen. Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen yaitu tumbuhan. Tumbuhan disebut produsen karena sebagai sumber makanan bagi makhluk hidup lain selain itu tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri.
Konsumen diartikan sebagai pemakan/pemakai. Makhluk hidup pemakan produsen dan hewan lain disebut pula konsumen.
§ Konsumen pemakan produsen disebut konsumen tingkat satu (pertama)
§ Konsumen yang mendapatkan makanan dari konsumen tingkat satu disebut konsumen tingkat dua
§ Konsumen yang mendapat makanan dari konsumen tingkat dua disebut konsumen tingkat tiga
§ Urutan terakhir dalam rantai makanan adalah bakteri pengurai.
§ Rantai makanan selalu diawali dari tumbuhan

SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup tumbuh, berkembang, dan hidup pada tempat tertentu. Makhluk hidup dapat hidup, tumbuh dan berkembang tergantung pada makhluk hidup yang lain serta tergantung pada lingkungan. Kelompok makhluk hidup yang berbeda dan hidup pada suatu tempat akan membentuk komunitas. Misalnya di dalam kolam terdapat air, teratai, ikan, plankton, katak, batu, pasir, sinar matahari. Ikan di kolam dapat hidup karena tergantung pada air, sinat matahari, plankton. Demikian juga teratai dapat hidup dengan baik karena tergantung pada air, kotoran ikan.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Karena makhluk hidup hidupnya tergantung pada makhluk hidup yang lain serta tergantung pada lingkungannya maka bila salah satu anggota ekositem punah akan mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup yang lain. Contohnya pada ekosistem sawah bila ular sawah punah maka burung elang/burung hantu akan ikut mati karena kehabisan sumber makanan. Sedangkan petani dirugikan karena tikus meraja lela dan merusak tanaman padi.

PENYESUAIAN DIRI TUMBUHAN DAN HEWAN TERHADAP LINGKUNGANNYA
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup harus mampu beradaptasi terhadap lingkungannya.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Tujuan makhluk hidup beradaptasi:
§ untuk memperoleh makanan
§ untuk melindungi diri dari musuh pemangsa (predator)
§ mengurangi pengaruh buruk dari lingkungan

Semua hewan dan tumbuhan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Manusia menyesuaikan diri tidak dengan mengubah bentuk dirinya, namun menggunakan alat bantu agar tetap nyaman. Misalnya pada saat udara dingin untuk dapat bertahan hidup orang menggunakan pakaian yang tebal. Ketika berada di tempat yang panas orang mengenakan pakaian yang tipis dll.

Penyesuaian diri pada tumbuhan dan hewan terjadi berkaitan dengan kesempatan untuk memperoleh makanan, mempertahankan diri dari predator, atau untuk mempertahankan diri dari pengaruh buruk lingkungan temapt tinggalnya.

A. BENTUK PENYESUAIAN DIRI HEWAN TERHADAP LINGKUNGANNYA
1. Cicak
a. Bentuk penyesuaian diri
Mempunyai perekat di telapak kaki
Memutus ekornya
b. Tujuan penyesuaian diri
Memudahkan mencari makan
Melindungi diri dari predator
c. Kegunaan
Untuk menempel di dinding
2. Kuring
a. Bentuk penyesuaian diri
Memiliki gigi yang tajam
b. Tujuan penyesuaian diri
Memudahkan mencari makan
c. Kegunaan
Untuk mencengkeram dan mengoyak mangsa (daging)

3. Kupu-kupu
a. Bentuk penyesuaian diri
Mempunyai alat penghisap nektar yang panjang (probosis)
b. Tujuan penyesuaian diri
Memudahkan mencari makan
c. Kegunaan
Untuk menghisap nektar
4. Lebah
a. Bentuk penyesuaian diri
Mempunyai bentuk mulut penjilat
Memiliki penyengat
b. Tujuan penyesuaian diri
Memudahkan mencari makan
Melindungi diri dari predator
c. Kegunaan
Untuk menjilat nektar
5. Nyamuk
a. Bentuk penyesuaian diri
Mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap
b. Tujuan penyesuaian diri
Memudahkan mencari makan
c. Kegunaan
Untuk menusuk kulit manusia dan menghisap darahnya
6. Unta
a. Bentuk penyesuaian diri
Memeliki punuk berisi lemak,
sedikit berkeringat dan
sedikit mengeluarkan kotoran
sekali minum mampu menghabiskan air sebanyak 57 liter
b. Tujuan penyesuaian diri
Mempertahankan diri dari pengaruh buruk lingkungan
c. Kegunaan
Lemak sebagai cadangan makanan
Sedikit berkeringat bertujuan mengurangi kadar air di tubuh
Bentuk penyesuaian diri hewan untuk memperoleh makanan yakni berupa bentuk kaki, paruh, tipe mulut dan gigi. Semua bentuk penyesuaian ini pada dasarnya untuk memudahkan memperoleh makanan sehingga bisa bertahan hidup

Bentuk paruh:
§ Bebek: paruh pipih untuk memudahkan mencari makanan di lumpur
§ Elang: paruh runcing dan melengkung untuk mengoyak tubuh mangsanya
§ Burung kolibri: paruh runcing dan panjang untuk memudahkan menghisap nektar

Bentuk kaki:
§ Pelatuk, untuk memanjat
§ Elang dan rajawali, untuk mencengkeram mangsa
§ Burung kutilang, untuk bertengger
§ Ayam, untuk mengais
§ Bebek, berselaput untuk berenang dan agar tidak terbenam terlalu dalam di lumpur

Bentuk dan susunan tubuh hewan sesuai dengan jenis dan cara memperoleh makanannya misalnya:
§ Ikan air tawar menyesuaikan diri dengan sedikit minum, banyak mengeluarkan urin (kencing)
§ Ikan air laut menyesuaikan diri dengan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin (kencing)

Bentuk perlindungan diri hewan dari predator
§ Mimikri adalah peristiwa bunglon mengubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan tempat ia berada
§ Autotomi adalah peristiwa terlepasnya ekor cecak dari tubuhnya
§ Regenerasi adalah peristiwa tumbuhnya kembali ekor cecak

B. BENTUK PENYESUAIAN DIRI TUMBUHAN TERHADAP LINGKUNGANNYA
Teratai
§ Memiliki bentuk daun yang lebar untuk mempermudah penguapan dan fotosintesis
§ Tangkai daun berongga fungsi sebagai jalan masuknya oksigen
Kantung semar (nepentes)
§ Habitatnya di tempat yang sedikit kandungan nitrogen.
§ Memiliki kantung yang di dalamnya mengandung nektar.
§ Apabila serangga terperangkap dalam kantong dan mati, maka nitrogen dari serangga akan dihisap tumbuhan.
Bunga Rafflesia
§ Memiliki bau menyengat untuk menarik lalat.
§ Bagi bunga rafflesia, lalat membantu penyerbukan.
§ Hidup parasit
Kaktus
· Menyimpan air pada batang
· Daun berbentuk duri berfungsi untuk mengurangi penguapan air.
· Akar yang panjang untuk mencari air
· Batang berlapis lilin
Eceng gondok
· Daun mengkilap seperti dilapisi lilin sehingga tidak mudah tertutup air,
· Bagian bawah tangkai menggembung
· Bagian dalam tangkai daun berongga agar bisa mengambang di air.
· Akarnya lebat, berfungsi sebagai pemberat agar tidak mudah terbalik oleh tiupan angin
Venus
· Memiliki cairan yang dapat menarik serangga
· daun menguncup karena dapat berfungsi seperti engsel.
· Venus memerlukan waktu antara 1 sampai 2 minggu untuk mencerna seekor lalat.
umbuhan mawar, durian
· Memiliki duri yang dapat mencegah makhluk hidup yang lain mengusiknya.
Nangka, pepaya
· Mengeluarkan getah
· Getah dapat menyebabkan tubuh hewan kecil yang terkena menjadi rusak atau susah bergerak.
Belimbing
§ Buah muda terasa pahit
Jati, mahoni
· Menggugurkan daun di musim kemarau untuk mengurangi penguapan

Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempatnya tumbuh. Selain itu, tumbuhan juga menyesuaikan diri dalam memperoleh makanan. Misalnya:
§ Daun tumbuhan tumbuh ke atas untuk mendapat cahaya matahari dan karbon dioksida yang cukup
§ Akar tumbuhan tumbuh ke bawah untuk mendapat air dan mineral
§ Kantong semar menyesuaikan diri dengan mempunyai daun berbentuk kantong. Dalam kantong tersebut terdapat cairan yang bau untuk menarik serangga. Serangga yang hinggap akan tergelincir dan terperangkap. Kantong semar tergolong tumbuhan pemakan serangga (insektivora). Selain kantong semar, contoh tumbuhan insektivora yang lain adalah bunga bangkai

BENTUK CAKAR BURUNG SESUAI DENGAN FUNGSINYA
Bentuk penyesuaian diri beberapa unggas untuk mendapatkan makanan terletak pada bentuk cakarnya.
1. Kaki burung pelatuk berfungsi untuk memanjat pohon
2. Kaki burung pipit, pentet, kutilang, podang untuk bertengger
3. Kaki burung elang kuat dan berkuku tajam berfungsi untuk mencengkeram mangsanya
4. Kaki burung kakak tua berfungsi untuk memegang makanan dan memanjat
5. Kaki ayam untuk mengais mencari makan
6. Kaki itik, enthok, pelican berfungsi untuk berenang,

RANGKA MANUSIA
Rangka manusia terbentuk dari persambungan antar tulang. Bagian tulang yang bersambungan dengan yang lain disebut sendi.
Secara umum rangka manusia berfungsi untuk:
§ Melindungi organ tubuh
§ Tempat melekatnya otot dan daging
§ Menopang dan menegakkan badan
§ Member bentuk tubuh
Rangka manusia secara umum terbagi menjadi tiga:
a. Rangka kepala
Rangka kepala berfungsi melindungi otak dan mata
b. Rangka badan
Rangka badan berfungsi melindungi jantung, paru-paru, hati, alat reproduksi
c. Rangka anggota gerak
§ Rangka anggota gerak berfungsi untuk memungkinkan orang bergerak yaitu berjalan, berlari, merangkak, melempar, mengangkat, bertepuk, memukul dll
§ Rangka anggota gerak dibedakan menjadi dua yaitu:
§ Rangka anggota gerak atas (tangan)
§ Rangka anggota gerak bawah (kaki)
Persambungan antar tulang pembentuk rangka disebut sendi. Sendi dibedakan menjadi :
a. Sendi mati
Merupakan persendian yang tidak dapat digerakkan. Terdapat pada rangka kepala
b. Sendi peluru
Persendian yang memungkinkan gerakan ke segala arah. Sendi peluru terdapat pada pertemuan antara:
§ Tulang paha dengan tulang panggul
§ Tulang belikat dan tulang selangka dengan tulang lengan atas
c. Sendi pelana
Persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Sendi pelana terdapat pada:
Pangkal ibu jari dengan tulang pertama pergelangan tangan
d. Sendi engsel
Persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Sendi engsel terletak pada:
§ siku
§ lutut
e. Sendi putar
Merupakan persendian yang memungkinkan gerakan berputar. Sendi putar terletak pada :
§ Pertemuan antar tulang tengkorak dengan tulang atlas

Read more...

PENDIDIKAN RELIGIOSITAS

>> Jumat, 27 Maret 2009


1. Pengantar [1]
Pertama, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi peluang untuk mengenalkan siswa kepada proses penemuan makna terkait dengan sintesis yang progresif dan koheren antara pengalaman akan Tuhan/religiositas (fides qua) dan isi pesan agama/religi (fides quae) melalui pembelajaran aktif di dalam Pendidikan Religiositas. Pendidikan Religiositas dalam pengembangannya melalui KBK, menjadi medium bagi upaya peningkatan pendidikan nilai-nilai religiositas yang lebih progresif. Kita sadari bersama, bahwa melalui KBK, siswa diajak kepada proses eksplorasi yang signifikan dengan pola-pola tidak terbatas pada lingkup ruang kelas, melainkan dimungkinkan sampai pengalaman siswa untuk mengenal hidupnya terkait dengan sosio religius dan sosio kultural yang konkret dan nyata. Pola pendekatan yang bervariasi dapat dicoba diterapkan dalam kesatuan pembelajaran. Pendampingan siswa tidak hanya terbatas kepada aspek pengetahuan, tetapi sampai kepada upaya pemahaman yang bersifat kenousis (menyapa batin) dan mengembangkan nilai-nilai etis dan moral. Maka ruang kelas tidak menjadi satu-satunya ruang belajar, melainkan dimungkinkan seluas-luasnya menjangkau pengalaman hidup sosio religius siswa.

Kedua, jika dilihat prospek kedepannya, paradigma KBK memberikan kesempatan yang luas bagi Pendidikan Religiositas untuk berkembang di sekolah. KBK memberikan kesempatan bagi guru dan siswa berinteraksi secara partisipatif dan utuh, baik dalam proses pembelajaran dan evaluasinya. Pendidikan Religiositas sendiri mempergunakan Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) sebagai proses pembelajarannya, dimana refleksi siswa menjadi muara yang penting untuk kompetensi dan evaluasi belajar. KBK melalui evaluasi belajar dengan mempergunakan portofolio menjadi kesempatan yang luas bagi Pendidikan Religiositas dalam pengembangan PPR nya. Kesempatan itu didasari bahwa portofolio memungkinkan guru menilai seluruh kompetensi belajar siswa secara utuh, dan siswa pun berpartisipasi penuh didalamnya. Melalui PPR siswa berupaya memberikan refleksinya dalam penerapan model pendekatan apapun, baik tertulis, dalam bentuk berbagi pengalaman, pengolahan pengalaman langsung dengan keterlibatan, pendekatan ekspresi pengungkapan refleksi melalui seni, dan masih banyak hal yang dapat dimungkinkan.

Ketiga, Pendidikan Religiositas merupakan salah satu pendidikan yang mengupayakan treatment positif penyadaran mengenai pluralitas, multikulturalitas budaya dan religi atau agama. Kepentingan ini merupakan wujud dari tujuan pendidikan untuk mengajak siswa sampai kepada kesadaran sikap beragama yang dewasa. Pengembangan pendidikan yang mendasar pada kedewasaan berpikir akan penghargaan kemajemukan religi dan budaya menjadi sangat penting untuk menjadi kompetensi siswa dewasa ini. Begitu juga, Pendidikan Religiositas disamping bertujuan mengembangkan pendidikan akan kesadaran mengenai pluralitas tersebut, juga merupakan pendidikan yang mengajak siswa peka terhadap permasalahan sosial, moral dan budaya disekitarnya. Maka aspek refleksi menjadi bagian penting di dalam pengolahan pembelajarannya. Hal tersebut diupayakan agar siswa mampu mengembangkan kedewasaan berpikir dalam melihat situasi hidup di sekitarnya dan itu sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi dari KBK itu sendiri.


2. Pendidikan Religiositas dan Aktivitas Pembelajaranya dalam KBK
[2].
Pendidikan Religiositas tidak dapat dilepaskan dari komponen proses pembelajaran secara utuh di sekolah. Untuk itu, berbagai prinsip-prinsip belajar menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan pula. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman atas berbagai nilai, pengetahuan dan berbagai ketrampilan yang harus dikuasai. Oleh karena itu, guru perlu memberikan motivasi dan menjadi fasilitator siswa untuk memanfaatkan segenap potensinya dalam membangun gagasan. Dalam konteks itu tanggung jawab belajar ada pada diri siswa sendiri. Sementara itu, guru bertanggung jawab menciptakan situasi dan suasana yang mendorong terjadinya prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
Prinsip-prinsip yang perlu menjadi usaha Pendidikan Religiositas untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip KBK adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa
Kegiatan belajar seharusnya berpusat pada siswa. Siswa menjadi pusat proses belajar karena berbagai segi yang melatar belakanginya. Pertama, adalah segi keberagaman siswa. Keragaman tersebut meliputi keberagama kemampuan, bakat, minat, sikap, maupun latar belakang keluarga. Oleh karena itu kegiatan belajar hendaknya memperhatian keragaman siswa tersebut melalui berbagai program-programnya. Kedua, prinsip belajar adalah menggali potensi diri sendiri. Maka, proses belajar akan berhasil jika siswa termotivasi secara pribadi, proses belajar harus berpusat pada kesadaran diri siswa sendiri. Pendidikan Religiositas mencoba mengangkat keberagaman latar belakang agama siswa di dalam pengolahan pembelajarannya, begitu juga melalui metode refleksi, siswa diberi kebebasan sebagai subyek belajar untuk mengenali, memahami dan menginternalisasi suatu nilai dan pengetahuan.

b. Belajar dengan mengalami dan melakukan
Menurut berbagai penelitian, proses belajar akan semakin berhasil jika mengemas pembelajarannya dengan melakukan berbagai hal yang nyata dan konkret. Prinsip dalam KBK, proses belajar dengan mengalami dan melakukan mendapat porsi yang tinggi. Artinya para siswa tidak hanya dicekoki atau sekedar transfer dengan sejumlah informasi melalui metode ceramah, akan tetapi mereka justru ditantang untuk lebih banyak mempraktekan konsep atau teori dan nilai dalam kegiatan pembelajaran untuk hidupnnya sehari-hari. Pendidikan Religiositas melalui tahap pembelajaran pra-aksi dan aksi, ingin mengoptimalkan prinsip belajar siswa untuk sampai kepada proses mengalami dan melakukan berbagai nilai yang telah dipelajari.
c. Mengembangkan kemampuan sosial
Pemahaman siswa akan lebih mudah jika mereka difasilitasi untuk mengemukakan berbagai gagasannya terhadap siswa lain dan guru. Melalui langkah seperti ini, interaksi antara siswa dengan lingkungan sosialnya akan semakin kuat. Oleh karena itu, metode diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan akan memupuk kemampuan siswa mengkomunikasikan gagasannya. Melalui metode tersebut para siswa dilatih untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain serta tidak memaksakan pendapatnya sendiri. Pendidikan Religiositas melalui diskusi dan sharing pengalaman, ingin mengajak siswa kepada proses belajar ketrampilan sosial/interpersonal tersebut. Pada proses itu siswa dihadapkan pada pluralitas agama dan berbagai kemajemukan karakter rekan sebayanya. Begitu juga ketika siswa harus dihadapkan pada tugas yang menyangkut aktivitas kelompok dan pribadi yang berhubungan dengan agamanya, pengalaman kemampuan sosial itu dikembangkan. Diharapkan dari hal itu semua, siswa belajar untuk menghargai orang lain bukan dari “kesamaan” melainkan dari kemajemukan.
d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah eksistensial.
Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar dari sikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif yang perlu dikembangkan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Begitu juga, keinginan akan makna dan pengalaman akan suatu yang eksistensial merupakan juga keinginan yang mendasar dari setiap siswa yang juga perlu dikembangkan sebagai bagian tak terpisahkan dari hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan. Pendidikan Religiositas merupakan pendidikan yang menggali secara mendasar unsur-unsur pengalaman keingintahuan, imajinasi dan fitrah eksistensial tersebut. Unsur keingintahuan tergali dari berbagai upaya apresiasi melalui berbagai kegiatan kelompok dan diskusi yang dilakukan. Begitu juga imanjinasi semakin dikembangkan ketika siswa diajak untuk mengekspresikan segala ide dan gagasan yang ditemukan. Sedangkan fitrah eksistensial, dikembangkan ketika siswa diajak untuk berefleksi atas berbagai nilai yang ditemukan.
e. Mengembangkan keterampilan ilmiah.
Ketrampilan ilmiah perlu dilatih sejak dini, sehingga para siswa akan termotivasi untuk secara aktif mencari jawaban atas permasalahannya dengan prosedur ilmiah. Dalam hal ini, kegiatan belajar perlu dipilih dan dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa untuk mampu mengidentifikasi dan memecahkannya dengan menggunakan kemampuan kognitif dan meta kognitif. Belajar merupakan proses mengembangkan ketrampilan ilmiah, dimana siswa diajak untuk berpikir dengan mempergunakan berbagai logika, analisa dan sintesa. Pendidikan Religiositas disamping mengembangkan aspek refleksi, mengembangkan juga segi keilmiahan melalui penalaran logis ketika berdiskusi maupun menyusun tugas.
f. Mengembangkan kreatifitas siswa
Keharusan untuk mengembangkan kreatifitas siswa, terletak pada prinsip bahwa siswa memiliki potensi yang berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari pola pikir, daya imajinasi, fantasi, dan hasil karya siswa. Untuk itu kegiatan belajar perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan. Pendidikan Religisoitas melalui berbagai pendekatan yang bervariasi, diharapkan mampu mengembangkan kreativitas siswa. Metode ekspresi ide dan gagasan dengan berbagai sarana dapat memperkaya pengembangan kreatifitas siswa. Begitu juga dengan penugasan yang juga mempergunakan berbagai sarana presentasi hasil laporan dapat memperkembangkan kreativitas tersebut.
g. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Penggunaan ilmu dan teknologi dalam kehidupan siswa perlu diperkenalkan sejak dini. Penggunaan perangkat multi media dalam proses pembelajaran, merupakan salah satu bentuk pengenalan terhadap ilmu dan teknologi, disamping, penggunaan teknologi tepat guna dalam memberikan contoh dari materi pelajaran yang disajikan. Melalui Pendidikan Religiositas perlu diupayakan agar siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan berbagai pendekatan dalam proses belajar untuk mempergunakan tehnologi, misalnnya mengambil bahan diskusi dari internet, apresiasi film, eskpresi ide melalui film dan lain sebagainya.
h. Menumbuhkan kesadaran pendidikan berbangsa (civic education)
Kegiatan belajar perlu memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial yang dapat membekali siswa agar menjadi warga negara dan masyarakat yang bertanggung jawab. Sikap akan kecintaan tanah air, penghargaan akan hak asasi manusia, kesadaran partisipatif sebagi warga masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan kesadaran akan pluralitas untuk perdamaian menjadi sesuatu yang penting untuk ditumbuhkan. Pendidikan Religiositas melalui berbagai materi bahasan mengenai kerukunan umat beragama, hak asasi manusia, keadilan dan perdamaian merupakan sarana penting untuk mengajak siswa kepada keasadaran itu.
i. Belajar sepanjang hayat
Konsepsi belajar sepanjang hayat perlu menjadi kesadaran bagi setiap siswa. Maka kegiatan belajar harus mampu membekali siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama sehingga mampu mendorong siswa yang bersangkutan terus belajar, baik formal maupun informal di dalam maupun di luar kelas. Pendidikan Religiositas, melalui pendekatan refleksi dan aktivitas aksi ingin mengusahakan suasana proses belajar sepanjang hayat itu. Siswa diajak untuk selalu belajar dari pengalaman, dari berbagai sarana, dari berbagai kejadian dan peristiwa hidup, dari orang lain, dari lingkungan, dari tokoh agama dan berbagai hal yang tidak terbatas pada ruang kelas semata.
j. Perpaduan kemajuan dan prestasi, kerjasama, dan solidaritas
Proses belajar yang baik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi yang sehat untuk memperoleh kemajuan dan prestasi, semangat bekerjasama dengan orang lain, dan menumbuhkan rasa solidaritas untuk saling membantu dalam proses saling belajar. Pendidikan Religiositas mengusahakan upaya itu dengan penugasan, kerja kelompok, dan refleksi.
3. Pendidikan Religiositas dan kecakapan hidup (life skill) yang dikembangkan.
Dewasa ini pendidikan diharapkan mengacu kepada prinsip pendidikan berbasis luas (Broad Based Education). Hal itu dimaksudkan, bahwa penyelenggaraan pendidikan difokuskan pada kepentingan masyarakat luas. Dalam pilar pendidikan, yaitu learning to live together. Pendidikan harus mengantar siswa untuk menemukan masalahnya dan berproses bersama untuk menyelesaikanya. Pendidikan menjadi interaksi proses belajar yang lebih terintegrasi, dari upaya memetakan masalah sampai langkah kongkret yang nyata dan berimbas kepada segi demensi laku sosial budaya. Seorang tokoh Paulo Freire
[3] menyatakan bahwa fitrah manusia yang sejati adalah menjadi pelaku atau subyek, bukanlah penderita atau obyek. Manusia terpanggil untuk menjadi pelaku yang sadar dan bertindak untuk mengatasi dunia serta realitas hidupnya. Hakekat manusia adalah mencipta dan memahami keberadaan dirinya serta lingkungannya. Manusia memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengubah realitas hidupnya. Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas kehidupan, baik realitas sosial (obyektif) maupun realitas hidupnya (subyektif). Maka pendidikan harus mengajak siswa belajar untuk menanggapi dan menggali masalah bersama. Pendidikan merupakan sebuah wacana hadap masalah, yang memuat penyadaran dan sampai kepada praksis kehidupan, dialogis dan emansipatoris untuk memberikan banyak ruang partisipasi aktif siswa.
Pendidikan harus juga berorientasi pada peningkatan kualitas akademik (High-Based Education). Maka pendidikan berupaya mengembangkan segala potensi dan kompetensi siswa Namun, yang perlu menjadi perhatian, bahwa segala potensi akademik yang dikembangkan merupakan usaha agar siswa nantinya menguasai kecakapan untuk digunakan bagi hidupnya. Kecakapan hidup atau life skill merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Kecakapan hidup itu merupakan muara dari setiap pembelajaran di sekolah. Memang, kecakapan hidup itu tidak dapat dilihat dengan waktu yang relatif singkat, namun dilihat dalam kurun waktu perkembangan seseorang mencapai kedewasaannya ketika siswa hidup di tengah masyarakat.
Pendidikan Religiositas mengacu pada konsep pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup terkait dengan segi penyadaran pemahaman dan pola pikir atau awareness skill, walaupun juga tidak meninggalkan kecakapan hidup lain yang penting: meliputi social skill dan academic skill. Kita sadari bersama, bahwa pendidikan harus menghantar siswa untuk memahami dan menghargai keberbedaan. Pendidikan harus menghantar siswa kepada keterbukaan batin untuk saling menghargai tradisi religi, dan menepis berbagai apologi dan upaya-upaya sovinisme dan fanatisme yang berlebihan. Pendidikan haruslah membuka kepada berbagai ideologi dan segala pandangan hidup sebagai keutuhan proses belajar siswa itu sendiri.
Kecakapan hidup yang dikembangkan di dalam Pendidikan Religiositas meliputi beberapa segi sebagai berikut:
a. Pengembangan Personal Skill terkait dengan awareness skill di dalam pembentukan sikap dan pengalaman beragama yang inklusif
[4].

§ Aspek pembentukan sikap beragama yang dewasa (inklusif) merupakan aspek penting yang diusahakan di dalam Pendidikan Religiositas. Aspek tersebut merupakan bagian dari religious consciusness (kesadaran beragama) dan religious experience (pengalaman beragama). Kesadaran beragama merupakan aspek penting di dalam pengolahan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif (pengertian), dimana aspek ini meliputi proses untuk memahami sebuah realitas, mengenal, memahami dan memberi arti atau mempercayai sebuah kontruksi mengenai religi. Maka kesadaran beragama merupakan sebuah kegiatan yang bersifat terstruktur dan terorganisasi di dalam aspek mental seseorang. Aspek mental ini meliputi pengambilan persepektif diri, analisis, pertimbangan moral dan pengkontruksian diri. Maka Pendidikan Religiositas mengajak subyek didik untuk sampai kepada kesadaran beragama yang bersifat terbuka, melalui berbagai pengertian, pemahaman dan pengenalan akan realitas plural.
§ Sedangkan pengalaman beragama yang inklusif, merupakan aspek dari proses relasional antara diri, orang lain dan nilai-nilai religi yang dikontruksi di dalam pengalaman kehidupan sehari-hari seseorang yang peka terhadap segala pluralitas. Pengalaman beragama ini meliputi aspek afeksi dan konasi (kehendak) yang tidak hanya meliputi dimensi pengertian semata, melainkan sudah memasuki dimensi keyakinan atau kepercayaan eksistensial mengenai nilai-nilai religi atau agama yang dianut seseorang. Pengalaman beragama merupakan pengalaman ultim, dimana di dalamnya terkandung dimensi mendasar mengenai pengalaman-pengalaman beragama atau yang sering disebut sebagai pengalaman iman. Untuk itu pengalaman beragama merupakan pengalaman yang dikontruksi oleh seseorang secara utuh, baik dari segi kognitif, afeksi serta konasinya. Pengalaman beragama melalui Pendidikan Religiositas haruslah sampai kepada pengalaman beragama secara terbuka, memungkinkan subyek didik dari aspek afeksi dan konasi sampai kepada keyakinan akan keterbukaan bermacam-macam latar belakang religi. Hal ini haruslah dimungkinkan secara serius melalui berbagai pengalaman perjumpaan dengan berbagai ruang agama untuk berdialog dan bekerja sama.
b. Pengembangan Personal Skill terkait dengan awareness skill di dalam kesadaran sebagai mahluk Tuhan dan eksistensi diri dan pengembangan social skill melalui Refleksi.

Pendidikan Religiositas mempergunakan pendekatan pendidikan refleksi (Paradigma Pedidikan Refleksi). Refleksi mengibaratkan adanya tiga unsur utama sebagai satu kesatuan di dalam proses pembelajarannya, yaitu : pengalaman, refleksi dan aksi. Di dalam pengembangan refleksi ini berbagai aspek kecakapan dikembangkan. Aspek tersebut meliputi
[5]:
§ Aspek hubungan diri dengan orang lain disekitarnya. Aspek ini merupakan bagian penting dari refleksi, dimana individu atau kelompok secara pribadi melihat hubungannya dengan orang lain, dengan siapa individu merasa diri bersatu berdasarkan latar belakang sejumlah tujuan dan arti yang dimiliki bersama. Hubungan dengan orang lain, merupakan kemampuan kompetensi interpersonal yang paling mendasar.
§ Aspek hubungan diri dengan realitas sekitar. Aspek ini merupakan kemampuan individu dalam menafsirkan dan menjelaskan seluruh peristiwa dan pengalaman yang berlangsung dalam kehidupannya yang majemuk dan kompleks. Hubungan dengan realitas hidup membawa setiap individu untuk menafsirkan secara integral dan mencoba mengkaitkan apa yang dialaminya dengan struktur kepercayaan yang telah dibentuknya.
§ Aspek hubungan diri dengan nilai. Aspek ini merupakan kemampuan individu melihat seluruh nilai dan kekuatan yang merupakan realitas paling akhir dan pasti bagi diri dan sesama yang dapat menjadi acuan hidup individu tersebut, seperti kesehatan, kekuasaan, karier, sukses, kreativitas, penyerahan diri pada Tuhan, dan sebagainya yang semuanya bisa menjadi nilai inti dan daya gerak hidup seseorang. Daya gerak itu mempengaruhi individu secara mendasar, mempengaruhi perilaku, orientasi berpikir dan sikapnya.

c. Sedangkan pengembangan thingking skill dan academik skill menjadi pengembangan yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai pengembangan diatas. Pengembangan itu tampak di dalam segala proses pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai tugas dan aktivitasnya.


Kepustakaan
Agus Cremers. (1995). Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James W. Fowler. Yogyakarta: Kanisius
Belen, S. (2003). Makalah Apa, mengapa dan Bagaiamana KBK. Jakarta: Pusat Kurikulum BPP Departemen pendidikan Nasional.
Depdiknas, (2002), Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Puskur-Balitbang Diknas.
Depdiknas, (2002), Ringkasan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta: Puskur-Balitbang Diknas
Fransisca Sandra Palupi. (2001). Pola Pendampingan Animasi Religiositas Kaum Muda untuk Pembentukan Sikap Beragama yang Inklusif, proposal skripsi, Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Masdjudi, MA. (2003). Penilaian Portofolio. Jakarta: Pusat Kurikulum BPP Departemen pendidikan Nasional.
Mansour Fakih, dkk. (2001). Pendidikan Populer; Membangun Kesadaran Kritis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[1] dikembangkan dari: Belen, S. (2003). Makalah Apa, mengapa dan Bagaiamana KBK. Jakarta: Pusat Kurikulum BPP Departemen pendidikan Nasional. dan Masdjudi, MA. (2003). Penilaian Portofolio. Jakarta: Pusat Kurikulum BPP Departemen pendidikan Nasional.
[2] dikembangkan dari, Depdiknas, (2002), Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Puskur-Balitbang Diknas. dan Depdiknas, (2002), Ringkasan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta: Puskur-Balitbang Diknas.

[3] lih. Mansour Fakih, dkk. (2001). Pendidikan Populer; Membangun Kesadaran Kritis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[4] dikembangkan dari Fransisca Sandra Palupi. (2001). Pola Pendampingan Animasi Religiositas Kaum Muda untuk Pembentukan Sikap Beragama yang Inklusif, proposal skripsi, Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
[5] dikembangkan dari Agus Cremers. (1995). Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James W. Fowler. Yogyakarta: Kanisius.

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP